Seperti sudah kita bahas dalam tulisan-tulisan sebelumnya, iman Kristen akrab dengan pengenalan kebenaran yang sifatnya paradoxical. Pengertian kita akan dua natur Kristus misalnya adalah salah satu pengertian yang paradoxical yang kita terima dari Firman Tuhan sendiri. Paradoks kekal – dapat mati, tidak terbatas – terbatas, Mahatahu – tidak Mahatahu dlsb. Kita harus menerima dengan rendah hati bahwa ada tegangan antitesis yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh rasio manusia. Namun ini bukan berarti kepercayaan iman Kristen adalah sesuatu yang irrasional. Justru di sini kita mengakui dengan rendah hati keterbatasan rasio kita yang tidak dapat menampung pengenalan akan Allah sebagaimana Allah mengenal diri-Nya sendiri.