Doa Bapa Kami

Bacaan: Matius 6 : 9 – 15

Saya ingin mengulangi lagi pembacaan ini, walaupun sebetulnya minggu lalu kita sudah sampai ke ayat 10, tapi dalam perenungan mungkin ada point-point yang belum dibahas. Kadang-kadang dalam pembacaan Firman Tuhan kita harus belajar membaca dan mengerti dengan model spiral, bukan setelah selesai 1 ayat lalu kita masuk ke ayat berikutnya. Seperti mata rantai, ada pengulangan tapi sekaligus juga progression. Mungkin dalam takaran sekarang kita cukup belajar sampai tahap itu, baru setelah itu kita masuk ke tahap berikutnya. Ini lebih sesuai dengan apa yang diajarkan Firman Tuhan, karena sifat Firman Tuhan adalah dinamis, bukan statis, pengenalan adalah sesuatu yang progresiv. Bahkan Jonathan Edwards berani mengatakan bahwa bahkan di surga pun masih terjadi progresi di mana di surga sukacita orang percaya akan terus bertambah sampai selama-lamanya. Sekali lagi di sini kita mendapatkan prinsip yang sama yaitu surga bukan sesuatu yang statis.

Continue reading

Mengapa Saat Teduh?

Bacaan: Markus 1:35-38

Hari ini kita ingin memikirkan dan merenungkan saat teduh dari perspektif doktrinal (systematic-theological). Saat teduh sebagai topik doktrinal? Bukankah ini merupakan suatu kekeliruan kategoris? Saat teduh biasanya selalu dibahas dalam Theologi Praktis atau lebih detailnya dalam wilayah Spiritualitas. Hal yang sama meneguhkan hal ini yaitu: boleh dikatakan tidak ada buku theologi sistematis yang membahas mengenai saat teduh, karena itu bukan dianggap wilayah pembahasan doktrinal. Pendapat-pendapat seperti ini tentu saja memang sesuai dengan realita, bahkan juga dalam batasan tertentu dapat dikatakan ada benarnya. Namun, yang tidak benar adalah keterpisahan (fragmentasi) wilayah doktrinal dan wilayah spiritualitas. Ini yang tidak seharusnya diterima oleh orang percaya. Sekalipun benar, keduanya (doktrin dan spiritualitas) memiliki kekhususan wilayah masing-masing, namun bukan berarti keduanya tidak perlu memiliki interaksi satu dengan yang lain. Tidak ada doktrin yang tidak berdampak bagi spiritualitas, demikian juga tidak ada spiritualitas yang tidak memiliki doktrin di dalamnya.

Continue reading

New Insight and Message

Kebudayaan kita merupakan sebuah kebudayaan yang sangat dipengaruhi oleh modernisme dan modernisasi. Kita tahu bahwa salah satu yang menandai jaman modern adalah revolusi industri di mana orang menemukan mesin-mesin industri yang mempermudah hidup manusia. Mesin-mesin ini, sayangnya, beroperasi dengan mengeluarkan suara yang kuat dan membisingkan telinga kita. Sebelum jaman ini orang tidak mempunyai pengalaman mendengar bunyi atau suara yang sedemikian.

Continue reading

Tentang Kebahagiaan

Bacaan: Mat 5:2-10

Mengenai kebahagiaan, manusia bisa mempunyai pandangan yang sangat berbeda-beda. Ketika Sokrates berkata, -Remember, no human condition is ever permanent. Then you will not be overjoyed in good fortune nor too scornful in misfortune-, ia sedang mengajarkan bahwa manusia harus belajar hidup dengan moderasi, tidak terlalu ini atau terlalu itu. Akan tetapi, moderasi mungkin bukanlah cara pandang yang terbaik akan keberuntungan atau kebahagiaan, melainkan penyangkalan diri, demikian setidaknya pandangan dari Epikurus dari Samos ketika ia mengatakan, -If thou wilt make a man happy, add not unto his riches but take away from his desires.- Sebaliknya Leo Tolstoi berpendapat bahwa kebahagiaan bukan berkaitan dengan pembatasan kemauan, melainkan justru sebaliknya peneguhan kemauan, -Happiness does not consist that you can do what you want, but that you always want what you do.- Atau haruskah seseorang selalu mulai dari diri sendiri, dari si -aku- ketika ia ingin menjadi berbahagia seperti yang dikatakan oleh Feuerbach, -Your first duty is to make yourself happy! If you a2e happy, you also make others happy.- Hmm, seperti agak narcissistic ya? Mungkin kita mesti maklum juga, dia atheis soalnya. Bahwa kebahagiaan tidak hanya berkaitan dengan diri sendiri, melainkan terutama dengan orang lain, bukanlah suatu hal yang rahasia.

Continue reading

Elia, Elisa, dan janda miskin

Bacaan: 2 Raja-Raja 4:1-71 Raja-Raja 17:7-16

Ini satu bagian yang sengaja kita baca secara paralel. Saya percaya ada kaitan antara pelayanan Elia dan Elisa. Alkitab menyoroti Elisa sebagai penerus Elia. Yang disebut penerus bisa bermacam-macam, ada pandangan tertentu yang berpendapat bahwa penerus memiliki relics (jubah, atau mungkin barang-barang lain seperti tongkat, dll). Tapi Elisa bukan model penerus yang seperti ini, ia mengerti apa yang Elia ajarkan dan yang terutama: dia mengenal Allah yang dipercaya oleh Elia. Di dalam hal ini Elisa berbeda dengan gerombolan para nabi yang disebut dalam bagian cerita ini, dimana salah satu istri mereka menjadi janda. Gerombolan para nabi yang ikut Elia sepertinya sangat setia kepada Elia, namun mereka tidak pernah benar-benar mengerti Allah yang digumulkan dan yang dipercaya oleh Elia.

Continue reading

Rut 1

Bacaan: Rut 1

Di dalam urutan kanonisasi Perjanjian Lama, kitab Ruth terletak di antara kitab Hakim-hakim dan kitab 1 dan 2 Samuel, yang berkaitan dengan kitab 1 dan 2 Raja-raja, karena Samuel dipakai Tuhan untuk mengurapi raja-raja, baik Saul maupun Daud. Ayat pertama bukan hanya sekedar memberi konteks, melainkan juga adalah suatu keterangan yang penting. Di dalam zaman hakim-hakim, ada pattern yang terus menerus terulang, yakni bagaimana keadaan orang pada saat itu, yang hidup sesuai kehendak masing-masing karena tidak ada pemimpin. Pattern-nya adalah, di dalam keadaan yang aman, mereka menjadi murtad (apostasy), kemudian Tuhan memberikan hukuman dengan bencana, serangan bangsa kafir dan lain sebagainya. Mereka ke dalam dalam penderitaan. Setelah hukuman mereka bertobat, lalu dipulihkan. Setelah dipulihkan, mereka murtad lagi dan seterusnya. Pattern ini terulang pada zaman hakim-hakim. Satu pattern yang tampaknya sulit untuk kita percaya karena kita melihat mereka begitu bebal. Tapi sebenarnya, hidup kita tidak jauh berbeda dengan mereka.

Continue reading

Marta dan Maria

Bacaan: luk_10_38-42

Di dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, Yesus menegur seorang ahli Taurat yg hanya bisa berdebat theologis tapi kurang jujur, kurang tulus dan tidak sungguh2 mencari kebenaran. Yesus menganjurkan dia untuk menjadi seorang sesama yang aktif melakukan pertolongan dan peka terhadap kesulitan yang ada di sekitarnya. Gerakannya seperti dari pasif menuju aktif. Ini cerita orang yang hanya bicara saja, tapi tidak pernah melakukan. Yesus mengakhiri cerita ini dengan kalimat yang sederhana yaitu Pergilah dan perbuatlah demikian.

Continue reading

Perjamuan Kudus

Bacaan: Mat 14:15-21I Kor 11:23-26

Ada paralel antara kedua bagian firman Tuhan yang kita baca di atas. Dalam masa pelayananNya pengajaran serta perbuatan yang dilakukan Tuhan Yesus seringkali menunjuk kepada pengertian rohani yang lebih dalam yang hendak dinyatakan kepada para muridNya. Sayangnya banyak orang yang tidak mau mengerti apa yang Tuhan ajarkan dan menafsirkannya sekehendak hati mereka sendiri, sehingga akibatnya sekalipun mereka pernah bersama-sama hidup dengan Tuhan, mereka tidak sungguh-sungguh mengenal kebenaran. Seluruh hidup manusia yang berdosa tertuju kepada kepuasan dirinya sendiri dan tidak seorangpun yang mencari Allah. Itulah sebabnya ketika Allah datang mencari kita di dalam AnakNya Yesus Kristus, kita perlu untuk mendengarkan apa yang Dia ajarkan.

Continue reading

Corat-coret seputar facebook

Meminjam istilah dari Sdr. Wie Khiong, saya tidak berpura-pura untuk mengetahui seluruh seluk beluk facebook melalui tulisan ini. Lagipula orang yg ndak punya facebook apa boleh melakukan corat-coretan tentang facebook? Hmmm, setelah bergumul beberapa saat saya mengambil keputusan … Boleh!

Continue reading

Perumpamaan Gadis Bijaksana dan Bodoh

Bacaan: Matius 25:1-13

Injil Matius banyak membahas tentang tema Kerajaan Sorga, suatu pokok yang terus dibicarakan oleh Yesus sepanjang masa pelayananNya di bumi. Demikian pula teks yang kita baca hari ini membicarakan tentang Kerajaan orga yang dikaitkan dengan akhir jaman (eskatologi). Pembahasan mengenai akhir jaman dimulai sejak pasal yang ke-24 dari Injil Matius.

Continue reading

© Copyright 2017 Sola Dei Gloria. All Rights Reserved.