Ke mana mereka pergi?

Bacaan: Yohanes 10:10-18

Pergi dari rumah jam berapa? Naik apa tadi? Ke mana? Pertanyaan seperti ini wajar kita ajukan ketika kita mendapati salah seorang anggota keluarga yang kita kasihi ternyata sedang tidak berada di rumah. Namun ‚kekuatiran‘ seperti ini hanyalah sesaat saja, karena kita tentunya berharap bahwa dia pasti akan kembali pulang ke rumah. Pertanyaan akan menjadi jauh lebih menguatirkan jika ternyata kepergian itu adalah sebuah kepergian ke dunia yang lain, dunia yang tidak kelihatan, ke mana kita tidak/belum bisa menyusul mereka. Mereka yang telah menyatakan dengan jelas iman percaya mereka kepada Yesus Kristus selama kita sedang bersama dengan mereka tentunya akan tidak menguatirkan karena kita percaya mereka sudah pasti akan bersama dengan Kristus di Firdaus. Namun pertanyaan yang menghantui bisa timbul jika kita tidak mendengar pengakuan verbal sama sekali dari anggota keluarga yang kita kasihi itu bahwa ia memang sungguh-sungguh telah menerima Kristus dalam hatinya. Bagaimana saya bisa percaya bahwa dia bersama dengan Kristus di Firdaus setelah kematiannya?

Ayat-ayat bacaan di atas menghibur kita, karena di situ kedaulatan jelas diserahkan kepada Yesus Kristus Sang Gembala Agung. Ya, kita harus mempercayakan kematian seseorang di atas dasar anugerah dan pengorbanan serta rencana Kristus lebih daripada respons yang kelihatan dan terdengar secara lahiriah seorang manusia. Mungkin kita sering teringat dengan ayat yang lain: „Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan“ (Rom 10:9). Dengan cepat kemudian kita mengambil kesimpulan: yang tidak mengaku dengan mulutnya tidak akan diselamatkan. Namun ayat di surat Roma ini tidak mengajarkan hal itu. Di sisi yang lain ada pengajaran teologis seperti yang diwariskan oleh Karl Rahner yang mengajarkan bahwa ada kemungkinan seorang sebenarnya telah menjadi Kristen tapi dia sendiri tidak sadar akan pribadi Kristus. Orang-orang seperti ini jika mati tetap akan diselamatkan di dalam Kristus sekalipun mereka seumur hidup mereka tidak pernah menerima Kristus secara sadar. Sulit untuk mempercayai ajaran Rahner sebagai ajaran yang setia kepada Firman Tuhan. Lalu jika demikian, kita harus percaya bahwa setiap orang yang tidak mengaku dengan mulutnya pasti akan ke neraka?

Kita bersyukur ada perkataan-perkataan Yesus sendiri yang dicatat hanya oleh Yohanes. Dalam ayat-ayat itu dikatakan bahwa Yesuslah yang berinisiatif memanggil domba-domba-Nya dengan nama mereka masing-masing. Kepastian keselamatan jiwa seseorang didasarkan karena panggilan Sang Gembala Agung yang efektif membuat mereka sanggup mendengar dan mengenali suara-Nya. Namun kita seringkali menggantikan dasar ini dengan kita sebagai anggota keluarga yang harus mendengar suara anggota keluarga yang kita kasihi yang sedang bergumul dengan pintu kematian itu harus mengucapkan pengakuannya di hadapan kita. Lalu kita menjadi gelisah jika mereka tidak mengucapkannya di hadapan kita. Tapi prinsip seperti ini tidak diajarkan dalam Yoh 10. Yohanes justru menegaskan bahwa domba-domba yang memang sudah dipilih oleh Allah sendiri itu pasti sanggup mendengar suara Kristus. Puji Tuhan! Allah yang dinyatakan dalam Firman Tuhan adalah Allah yang menarik orang datang kepada-Nya dan memastikan tarikan-Nya efektif dan berhasil. “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku” (Yoh 6:37). Kita boleh berharap bahwa mereka yang adalah orang pilihan pasti akan berespons secara pribadi di hadapan Tuhan karena mereka sanggup membedakan suara Gembala Agung yang sejati itu dengan gembala upahan. Mereka akan mendengar dan menjawab dengan benar di hadapan Tuhan. Dan itu yang seharusnya menjadi penghiburan kita ketika kita telah menjalankan bagian kita memberitakan Injil kepada anggota keluarga yang kita kasihi. Jika mereka adalah orang pilihan, mereka akan pergi ke Firdaus, sama seperti penjahat disalibkan di sebelah Kristus juga pergi ke tempat yang indah itu di mana Kristus juga berada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2017 Sola Dei Gloria. All Rights Reserved.